Museum Batik Danar Hadi Solo: Museum Pengoleksi Batik Terbanyak Pemecah Rekor MURI yang Wajib Kamu Kunjungi!

Museum ini menjadi wisata utama di kompleks Rumah Batik Danar Hadi, rancangan museumnya sesuai dengan bentuk arsitektur Wuryaningratan yang terbagi menjadi sebelas ruangan.

BACA JUGA:Museum OHD di Magelang Daya Tarik yang Menjadi Museum Terlengkap di Dunia!

Ruangan tersebut digunakan untuk memajang koleksi batik kuno dari Bapak H. Santosa Doellah yang menjadi sembilan macam jenis batik, hal ini sesuai dengan tema dari museum ini yaitu "Batik Pengaruh Zaman dan Lingkungan".

Dari sembilan batik tersebut yaitu Batik Cina, Batik Belanda, Batik Hokokai, Batik Djawa, Batik Pengaruh India, Batik Keraton, Batik Petani, Batik Saudagaran, Batik Indonesia, dan Batik Danar Hadi.

Dari tema dari museum diatas tentu tidak lepas dari pengalaman Bapak H. Santosa yang telah menekuni dan mengamati batik selama 15 tahun.

Hal ini berawal dari keinginan kuat Bapak H. Santosa Doellah yang dulunya adalah pengusaha dari pribumi yang suka melestarikan batik hingga mendorong keinginannya untuk mendirikan Museum Batik Danar Hadi pada tahun 1967.

BACA JUGA:Museum Kretek Kudus: Menjadi Salah Satu Latar Film Gadis Kretek Yang Menarik Dikunjungi!

Museum ini menyuguhkan koleksi batik dengan kualitas terbaik yang berasal dari berbagai daerah seperti batik China, batik pekalongan.

Lalu, batik Sumatera dan masih banyak lagi, batik-batik tersebut biasanya telas terakulturasi budaya dari berbagai daerah sampai negara.

Disini kamu dapat melihat langsung proses dari pembuatan batik hingga dapat mengikuti workshop lho.

Untuk kamu yang hendak berkunjung kesini dapat memperhatikan jam operasionalnya yaitu mulai dari jam 09.00-16.30 WIB, buka setiap hari.

untuk harga tiket masuk kamu akan dibanderol dengan harga Rp35.000 untuk harga tiket umum dan Rp8.000 untuk harga tiket pelajar.

Nah sungguh menarik bukan? kamu dapat menikmati berbagai macam batik yang ada disini serta filosofis nya, jangan lupa ajak teman maupun keluarga untuk berkunjung. (*)

Sumber: