Gagal Panen Sampai Bagi-bagi Bansos Latar Belakang Kenaikan Harga Beras di Kota Magelang
Ibu Miyati: Salah satu pedagang beras di Pasar Rejowinangun Kota Magelang-Burhan Sugiono-Magelang Ekspres
"Penyebabnya gagal panen yah itu lahan kebanjiran karena hujan, yang harusnya panen jadi tidak panen," jelasnya.
Peristiwa tersebut berdampak pada penghasilan para penjual beras. Dimana dengan naiknya harga beras membuat permintaan masyarakat menurun.
Di sisi lain, menurutnya bantuan sosial (bansos) juga menjadi faktor penyebab minat permintaan beras berkurang.
BACA JUGA:Harga Beras Melambung, Ibu-ibu di Magelang Ini Hanya Bisa Pasrah
Miyati menuturkan sejak menjelang Pemilu 2024, pemerintah kerap memberikan bansos berupa beras.
"Kios juga semakin sepi karena pemerintah memberikan bantuan berupa beras dan lain-lain toh. Hal itu juga membuat masyarakat tidak lagi ke pasar," jelasnya.
Namun, menurut pandangannya, meskipun harga beras naik tapi masih dikatakan stabil. Sebab masyarakat sudah banyak yang mengetahui.
Tidak hanya itu, dirinya juga mengatakan bahwa, kemungkinan pada bulan puasa nanti, harga beras sudah turun kembali normal.
BACA JUGA:Forkopimda Pantau Harga Beras di Temanggung
"Saya yakin nanti di bulan Maret harusnya sudah normal kembali. Bulan puasa besok harusnya sudah panen raya besar-besaran," tegas Miyati.
Tapi untuk harganya, dia belum bisa memastikan bakal kembali lagi di harga Rp10 ribu per kilogram.
"Sekitar Rp12.000 sampai Rp13.000 lah nanti kira-kira. Kalo untuk dibawah Rp10.000 itu tidak mungkin," tuturnya.
Menyikapi harga beras yang tinggi, Surayu, salah satu pembeli beras di Pasar Rejowinangun mengatakan bahwa harus tetap ikhlas dan sabar.
BACA JUGA:Harga BBM Picu Kenaikan Harga Beras di Kota Magelang
Ayu sudah memprediksi bahwa harga pangan pokok setiap awal tahun atau pergantian pemimpin pasti naik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres