Pelajaran Berharga dari Ibnu Taimiyah : Al Qur’an adalah Obat Mujarab untuk Hati

Pelajaran Berharga dari Ibnu Taimiyah :  Al Qur’an adalah Obat Mujarab untuk Hati

Pelajaran Berharga dari Ibnu Taimiyah : Al Qur’an adalah Obat Mujarab untuk Hati--

MAGELANG EKSPRES-Al Qur’an adalah obat mujarab untuk hati. Maka cara menyuburkan dan menenangkan hati, yaitu dengan mendengar, membaca, menghafalkan dan mentadabburi  atau merenungkan isi Al Qur’an.

Satu pelajaran berharga dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah tentang tentang Al Qur’an sebagai obat hati.

Disebutkan, Al Qur’an menjadi obat bagi hati yang terkena syubhat (racun pemikiran) dan syahwat (nafsu jelek untuk maksiat).

BACA JUGA:Mencontoh Para Ulama yang Bersemangat Menghatamkan Al Qur’an di Bulan Ramadhan

Dalam Al Qur’an terdapat penjelas, di mana kebatilan dienyahkan oleh kebenaran. Penyakit syubhat yang merusak bisa pergi karena adanya ilmu dan keinginan yang baik, di mana hakikat sesuatu begitu jelas karenanya.

Dalam Al Qur’an terdapat berbagai hikmah yang bisa dipetik serta berbagai nasehat yang baik untuk memotivasi dalam beramal dan menakut-nakuti dari berbuat kejelekan.

Dalam Al Qur’an, lanjut Ibnu Taimiyah terdapat kisah-kisah yang bisa diambil ‘ibroh (pelajaran) sehingga hati pun menjadi baik.

Al Qur’an juga memberi semangat hati pada hal-hal yang bermanfaat dan memperingatkan pula dari hal-hal yang membahayakan.

BACA JUGA:Target Amalan Muslim di Bulan Ramadhan, Khatamkan Al Qur’an Minimal 1 Kali

Akhirnya, hati semakin cinta pada kebenaran dan benci pada kebatilan. Padahal sebelumnya bisa jadi hati sangat ingin berbuat kebatilan dan benci pada kebenaran.

Al Qur’an  bisa menghilangkan penyakit yang dapat mengantarkan pada keinginan-keinginan jelek (rusak) hingga baiklah hati.

Keinginannya menjadi baik dan ia pun kembali pada fithrahnya yang telah ditabiatkan untuknya sebagaimana badan kembali pada tabi’atnya.

Hati akan semakin hidup dengan adanya iman dan Al Qur’an. Sebagaimana badan semakin hidup dengan sesuatu yang dapat menumbuhkan dan menguatkannya. Suburnya hati itulah semisal dengan tumbuhnya badan.

Hati bukanlah subur dan hidup dengan nyanyian, namun dengan Kalamullah. Dan kata Ibnul Qayyim bahwa nyanyian (musik) dan Al Qur’an sangat mustahil untuk bersatu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: