Dua Shalat Sunnah Ini Tak Pernah Ditinggalkan Rasulullah Walaupun Sedang Safar, Apa Keutamaannya?

Dua Shalat Sunnah Ini Tak Pernah Ditinggalkan Rasulullah Walaupun Sedang Safar, Apa Keutamaannya?

Dua Shalat Sunnah Ini Tak Pernah Ditinggalkan Rasulullah Walaupun Sedang Safar, Apa Keutamaannya?--

MAGELANG EKSPRES-Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam tidak pernah meninggalkan dua shalat sunnah ini walaupun beliau sedang safar atau bepergian.

Ini menunjukkan betapa besar keutamaan dua shalat sunnah tersebut sehingga tak pernah ditinggalkan Rasulullah.

Lalu apa dua shalat sunnah tersebut? Yakni shalat fajar (shalat sunnah qabliyah shubuh) dan shalat witir. Shalat fajar 2 rakaat dikerjakan sebelum shalat shubuh dan shalat witir dengan jumlah rakaat ganjil ( 1,3,5,7,9...)  dikerjakan pada malam hari setelah shalat isya'.

BACA JUGA:Shalat Sunnah Fajar, Amalan Ringan yang Lebih Baik daripada Dunia dan Seisinya

Ibnul Qayyim mengatakan, “Termasuk di antara petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika bersafar adalah mengqashar shalat fardhu dan beliau tidak mengerjakan shalat sunnah rawatib qabliyah dan ba’diyah.

Yang biasa beliau tetap lakukan adalah mengerjakan shalat sunnah witir dan shalat sunnah qabliyah shubuh. Beliau tidak pernah meninggalkan kedua shalat ini baik ketika bermukim dan ketika bersafar” (Zaadul Ma’ad, 1: 456).

Shalat Fajar atau Shalat Qabliyah Shubuh

Shalat sunnah qobliyah shubuh atau shalat sunnah Fajar yaitu dua raka’at sebelum pelaksanaan shalat Shubuh adalah di antara shalat rawatib yakni shalat sunnah yang dirutinkan sebelum atau sesudah shalat wajib.

Shalat yang satu ini punya keutamaan yang besar, sehingga ketika safar pun, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terus menerus menjaganya.

Adapun dalil yang menunjukkan keutamaan shalat sunnah qabliyah Shubuh adalah hadits dari ‘Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

“Dua raka’at fajar (shalat sunnah qabliyah shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim no. 725).

Dalam lafazh lain, ‘Aisyah berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berbicara mengenai dua raka’at ketika telah terbih fajar shubuh,

لَهُمَا أَحَبُّ إِلَىَّ مِنَ الدُّنْيَا جَمِيعًا

“Dua raka’at shalat sunnah fajar lebih kucintai daripada dunia seluruhnya” (HR. Muslim no. 725).

Dalil lain yang menunjukkan bahwa shalat sunnah qobliyah Shubuh atau shalat Sunnah Fajar dilakukan dengan raka’at yang ringan, adalah hadits dari Nafi’, dari Ibnu ‘Umar yang berkata bahwa Ummul Mukminin Hafshoh pernah mengabarkan,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا سَكَتَ الْمُؤَذِّنُ مِنَ الأَذَانِ لِصَلاَةِ الصُّبْحِ وَبَدَا الصُّبْحُ رَكَعَ رَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ تُقَامَ الصَّلاَةُ

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: