Seniman Asal Bali, Lakukan Ruwat Bumi dengan Melukis di Perempatan Pasar Kota Magelang

Seniman Asal Bali, Lakukan Ruwat Bumi dengan Melukis di Perempatan Pasar Kota Magelang

Seniman berasal dari Bali, I Made Arya Dwita Dedok gelar aksi seni melukis secara langsung di Kota Magelang, Minggu (10/6).--

MAGELANG, MAGELANGEKSPRES -- Salah satu seniman yang berasal dari Bali bernama I Made Arya Dwita Dedok atau kerap disapa Dedok melukis secara langsung di trotoar jalan Pemuda hingga Perempatan dekat Pasar Rejowinangun, Minggu 10 Juni 2024.

Aksi seni itu merupakan rangkaian dari Catus Pata, yang biasanya dilakukan oleh masyarakat Bali untuk meruwat bumi dengan menyatukan energi positif yang disebarkan ke lingkungan.

Aksi seni ini juga dilakukan di lampu APILL, ketika lampu berwarna merah Dedok melakukan happening art sembari menabur bunga mawar.

Setelahnya, sesudah sampai di Gapura Pasar Rejowinangun, Dedok melukis dan diiringi lantunan puisi dari seniman lain yang turut ikut aksi seni bersama Dedok.

BACA JUGA:Kodim 0705/Magelang Gugah Jiwa Kreatif dan Religius Anak SD di Kota Magelang

Dedok menegaskan, aksi seni yang dia lakukan ini untuk sebagai bentuk penghormatan kepada alam melalui seni yang dihasilkan.

"Dengan mempersembahkan Catus Pata, masyarakat di Kota Magelang akan semakin aman tentram dan loh jinawi (subur makmur)," jelasnya.

Dia juga mendoakan agar Kota Magelang menjadi kota yang maju, sehat, dan bahagia.

Konsep pada Catus Pata bertujuan sebagai upaya dalam mengatur tata ruang dengan memperhatikan energi alam di sekitarnya.

BACA JUGA:Kapolda Ahmad Luthfi Bertemu Gus Yusuf di Magelang, Tekankan Situasi Kondusif Jelang Pilkada

"Konsep ini melibatkan berbagai elemen seperti fasilitas publik, pemukiman, kegiatan sosial, dan pusat perdagangan," sebut Dedok.

Dengan harapan tersebut, maka, aksi seni ini diadakan di perempatan Pasar Rejowinangun.

Sebagi, salah satu tempat yang ramai dimana memiliki energi alam arah mata angin.

"Catur Pata merupakan tradisi yang yang melibatkan nilai-nilai kelokalan masyarakat," jelasnya.

BACA JUGA:Melalui Koramil Model, Langkah Maju Kodim 0705/Magelang Tingkatkan Profesionalitas Babinsa di Lapangan
"Diharapkan wilayah tersebut dapat lebih teratur dan berkelanjutan dalam memanfaatkan energi alam yang ada. Serta hubungan antarsesamanya berjalan dengan baik," tambahnya.

Dedok mengatakan, kegiatan ruwat bumi ini diharapkan dapat diadakan setiap tahunnya.

"Sebagai seorang seniman, saya berharap memberikan dampak positif kepada masyarakat melalui karya seni yang mempromosikan kebudayaan dan toleransi," terangnya.

Dengan begitu, diharapkan masyarakat dapat lebih mencintai dan bersyukur kepada bumi Pertiwi.

BACA JUGA:Disporapar Ajak Para Ketua RW Kota Magelang Rasakan Kegembiraan Tour Proklim

Lukisan hasil karya Dedok menggambarkan suasana lingkungan di sekitaran Pasar Rejowinangun dengan latar belakang alam serta bangunan yang berjajar.

Terdapat gambar naga sebagai tanda pada tahun ini melakukan aksi seni melukis di tahun naga. Juga bertepatan dengan tradisi Peh Cun yang dimiliki masyarakat Tionghoa.

Sementara itu, lukisan ini akan menjadi tambahan koleksi milik pribadi Dedok.

BACA JUGA:Belum Lama Ini, Mahasiswa Ilkom Untidar Adakan FGD Lawan Quarter Life Crisis

Namun, tidak menutup kemungkinan untuk koleksi museum.

"Lukisan ini sebagai pertanda, terdapat seniman bernama Dedok yang berkarya di Kota Magelang," pungkasnya.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres