DPRD Minta DLH Kota Magelang Segera Ajukan Draft Raperda Masalah Sampah
Aktivitas Kampung Oganik dan Bank Sampah di Kota Magelang yang masih semangat turut serta mereduksi sampah dari sektor hulu.-DOKUMEN-MAGELANG EKSPRES
BACA JUGA:Strategi DLH Kota Magelang Perpanjang Usia TPSA Banyuurip yang Sudah Overload
Udi yang juga Anggota Komisi C DPRD Kota Magelang itu menggarisbawahi terkait reduksi sampah dan strategi pemilahan sampah dari tatanan keluarga seluruh masyarakat Kota Magelang.
Menurutnya, mulai tahun 2023 ini seharusnya Pemkot Magelang mulai mengambil kebijakan zero sampah anorganik.
"TPSA Banyuurip sudah tidak representatif lagi, karena memang sudah overload sejak enam tahun lalu. Sembari menunggu pembangunan TPSA Regional dan TPST Bojong sekarang waktunya bisa dimanfaatkan untuk memasifkan lagi strategi pemilahan sampah melalui kampanye 3R (reuse, reduce, recycle)," terangnya.
BACA JUGA:Volume Sampah di Kota Magelang Naik 20 Ton Per Hari
Menurut Udi, sampah anorganik menjadi penyumbang terbanyak peningkatan volume sampah di Kota Magelang.
Botol bekas dimanfaatkan warga Kampung Poncol untuk gapura dalam rangka HUT Kemerdekaan RI tahun 2022 lalu.--
Oleh karena itu, dia yakin dengan adanya pemanfaatan sampah anorganik menjadi barang bernilai jual, tidak saja menguntungkan masyarakat, tetapi merupakan cara jitu untuk mengurangi volume sampah yang setiap harinya selalu mengalami peningkatan.
"Sampah anorganik ini bisa dikreasikan, misalnya menjadi kerajinan, yang bernilai jual. Kita sekarang punya IKM Center, sehingga barang-barang bekas sampah yang diubah menjadi bernilai jual itu bisa dipasarkan di IKM Center," tandasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres