Jangan Dikira Nabi SAW Tak Pernah Galau, Keistimewaan Alquran Pengobat Hati Galau Menurut UAH

Jangan Dikira Nabi SAW Tak Pernah Galau, Keistimewaan Alquran Pengobat Hati Galau Menurut UAH

Kajian Ustad Adi Hidayat saat sedang galau-IST-MAGELANG EKSPRES

MAGELANGEKSPRES Muslim yang taat ketika dia sedang berusah hati, atau bahkan galau akan mengambil pengobatnya dengan cara-cara positif. Ustad Adi Hidayat atau UAH membeberkan keutamaan dua surat dalam Alquran untuk pengobat hati yang sedang galau.

Seperti yang banyak diutarakan ulama-ulama kondang, ada dua surat di dalam Alquran, yang isinya adalah pengobat hati orang-orang yang sedang galau.

Ustad Adi Hidayat mengatakan bahwa di antara surat-surat penuh kemuliaan dalam Alquran, ada dua surat yang acapkali dibaca muslim taat ketika hatinya sedang gundah gulana.

"Kedua surat itu adalah Surat Ad dhuha dan Al Insyirah yang diturunkan berurutan di saat Nabi Muhammad mengalami amat kesusahan hati," kata Adi Hidayat dalam siaran YouTube, dikutip Rabu, 5 Juni 2024.

BACA JUGA:Melepas Hijab di Rumah Mertua Apakah Boleh? Ini Penjelasan Buya Yahya

Surat ini diturunkan saat Nabi Muhammad mengalami perlakuan yang sangat buruk dari masyarakat, seperti hinaan, celaan, caci maki, dan bahkan dilempari dengan batu.

Dua surat ini digunakan untuk memberikan ketenangan dan kelegaan. Surat Ad-Dhuha dan Al-Insyirah dalam kisah Nabi membuat hati terharu karena keikhlasan beliau.

Surah Ad-Dhuha adalah surah ke-93 dalam Al-Qur'an. Surah ini termasuk dalam kategori Makiyyah karena diturunkan di Mekkah.

Surah ini disebut Ad-Dhuha yang berarti waktu Dhuha.

Waktu Dhuha adalah saat matahari naik setinggi sepenggalah. Nama Ad-Dhuha diambil dari ayat pertama yang berisi tentang sumpah Allah dengan waktu Dhuha.

BACA JUGA:Kata Ustazah Nada, Suami Boleh Pukul Istri, Asalkan…

Dalam ceramah Ustadz Adi Hidayat di kanal YouTube Kanal Masjid dengan judul "Kisah Awal Muasal Turunnya Surah Ad Dhuha dan Al Insyirah - Ustadz Adi Hidayat", diceritakan bahwa terjadi jeda waktu yang lama tanpa turunnya surat kepada Nabi Muhammad. Masa-masa ini membuat Nabi merasa bingung, bahkan dituduh gila oleh orang-orang kafir.

"Enam bulan tidak ada turun surat, orang kafir pun memprovokasi bawhwa Muhammad sudah ditinggalkan Tuhannya. Nabi bolak balik naik turun bukit sampai ada tuduhan sudah gila. Nah, setelah itu lah turun dua surat berurutan, turun satu (Ad-Dhuha), disusul satu lainnya (Al-Insyirah),” kata UAH.

Dhuha, kata Uah, itu saat matahari mulai naik sepenggala, dan memancarkan sinar yang menyejukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: