Sejarah Candi Abang Candi Sisa Reruntuhan Makam Jeng Yah di Series Gadis Kretek Yogyakarta

Sejarah Candi Abang Candi Sisa Reruntuhan Makam Jeng Yah di Series Gadis Kretek Yogyakarta

Candi Abang Yogyakarta --Sumber Instagram @nurcahyo_046

Ijzerman menulis bahwa candi ini dibangun dari batu bata keras.

Saat Ijzerman berkunjung, Candi Abang hanya tersisa tumpukan puing dan lantai bekas ruangan.

BACA JUGA:Mandi Air Panas di Candi Umbul Magelang, Nikmati Kesegaran dan Khasiat Alam

Sementara itu, Rapporten Van Den Oudheidkundigen Dienst (ROD) dalam Nederlandsch-Indie (1915) juga menyatakan bahwa candi ini telah runtuh dan menjadi puing-puing.

Saat itu belum ada temuan mengenai hal tersebut.

Tulisan NJ.Krom dalam Inleiding Tot De Hindoe-Javaansche Kunst (1920) menyatakan bahwa Candi Abang memang telah runtuh.

Candi Abang dalam catatan ini disebutkan sebagai salah satu peninggalan masa Hindu-Buddha yang terletak di dataran Saragedug.

Penempatan bangunan candi di atas bukit memiliki hubungan dengan kepercayaan masyarakat pada masa Hindu-Buddha.

BACA JUGA:Menikmati Indahnya Sunset dari Puncak Candi Ijo: Pesona Keagungan Sejarah dan Kebudayaan di Yogyakarta

Pada masa itu terdapat kepercayaan bahwa tempat-tempat tinggi dianggap sebagai tempat keramat (tempat tinggal para dewa dan dewi).

Di situs Candi Abang juga ditemukan prasasti pada tahun 1932.

Menurut Rita Margaretha, prasasti tersebut memuat tanggal dengan angka 794 Saka atau 872 M.

Namun tanggal tersebut tidak dapat dijadikan sebagai tanggal berdirinya Candi Abang.

Candi Abang dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 40 menit dari pusat Kota Jogja.

Jalan menuju candi cukup memadai, namun untuk menuju kawasan candi kamu harus berjalan sedikit menanjak karena candi ini berada di atas bukit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: