Kelompok PPMT UNIMMA di Wonorejo Gelar Pelatihan Pembuatan Pupuk Kompos

Kelompok PPMT UNIMMA di Wonorejo Gelar Pelatihan Pembuatan Pupuk Kompos

Kelompok PPMT UNIMMA Wonorejo Gelar Pelatihan Pembuatan Pupuk Kompos-PPMT UMM-Dokumen Pribadi

Proses pembuatan pupuk kompos memerlukan waktu 2-4 minggu atau 1 bulan. Pupuk kompos ini digunakan sebagai pupuk dasar, dengan bahan utama meliputi sampah organik rumah tangga, rumput, daun, EM4, bekatul, kotoran ayam, dan molase.

Keunggulan Penggunaan Bekatul dan Kotoran Ayam:

Bekatul (dedak padi) dipilih karena merupakan bahan organik yang kaya akan gizi, protein, dan mineral. Selain itu, bekatul juga mengandung karbohidrat yang bermanfaat untuk pertanian.

Dedak padi memiliki kandungan serat kasar tinggi, berperan sebagai media pembiakan selama proses dekomposisi.

Kotoran ayam dipilih karena mengandung nitrogen, fosfor, dan kalium yang tinggi, memberikan manfaat penting bagi pertumbuhan tanaman. Pemberian pupuk kotoran ayam dapat memperbaiki struktur tanah yang kekurangan unsur organik, khususnya dalam memperkuat akar tanaman jagung manis.

BACA JUGA:Dampak Digitalisasi di Ranah Pendidikan Kabupaten Magelang, Nurjito: Bisa Ciptakan Petani Milenial

Peran EM4 dan Molase dalam Pembuatan Pupuk Kompos:

1. EM4: Mempercepat proses penguraian bahan organik dalam tumpukan kompos. Mengandung bakteri sebagai dekomposer yang menghancurkan materi organik. EM4 juga dapat digunakan untuk mendaur ulang limbah organik menjadi pupuk bokashi.

2. Molase: Berfungsi sebagai sumber energi dan penyubur bagi bakteri dalam proses dekomposisi untuk menghasilkan pupuk organik cair. Mengandung nutrisi tinggi untuk memenuhi kebutuhan mikroorganisme.

Manfaat Pupuk Kompos:

Pupuk kompos yang dihasilkan dari pelatihan ini dapat digunakan sebagai pupuk dasar, membantu pertumbuhan tanaman dengan menyediakan nutrisi yang diperlukan. Penggunaan bahan-bahan organik lokal seperti bekatul dan kotoran ayam juga mendukung praktik pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan.

BACA JUGA:Mengenal Dhammasekha, Program Kemenag Wujudkan Kualitas Pendidikan Umat Buddha

Pelatihan ini bukan hanya membekali anggota kelompok PPMT dan kelompok tani dengan keterampilan pembuatan pupuk kompos, tetapi juga mempromosikan pengelolaan sampah organik dan pemanfaatan sumber daya lokal untuk meningkatkan produktivitas pertanian di dusun Wonorejo.

Diharapkan bahwa melalui pelatihan ini, masyarakat di dusun Wonorejo dapat lebih sadar akan pentingnya pengelolaan sampah organik dan berkontribusi pada upaya pelestarian lingkungan.

Dengan membuat pupuk kompos dari sampah organik, diharapkan dapat mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke lingkungan. Sehingga, dapat mengembangkan keterampilan dalam pembuatan pupuk kompos.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: ppmt unimma wonorejo